Category Archives: Karir

Skill Yang Harus Dimiliki oleh Fresh Graduate

Saat memasuki jenjang perguruan tinggi atau kuliah, tak jarang mahasiswa yang menjelang kelulusan menghadapi polemik baru dalam hidupnya. Sudah capek-capek menyelesaikan kuliah dan hanya tinggal menunggu kelulusan, ada lagi hal baru yang akan menghampiri para lulusan baru atau yang biasa disebut fresh graduate ini.

Adalah masalah pekerjaan yang sering sekali menjadi momok yang sangat menakutkan bagi lulusan baru ini.

Sebenarnya, takut tidak mendapatkan pekerjaan bukan hanya dihadapi oleh mereka yang lulus kuliah. Orang yang telah memiliki pengalaman kerja sekalipun bisa saja merasa was-was apakah bisa mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat atau tidak.

Meski begitu, orang yang telah memiliki pengalaman tentu memiliki keunggulan pengalaman. Lalu bagaimana dengan fresh graduate ini?

Bagi kamu yang baru saja lulus, skill berikut wajib kamu miliki jika ingin cepat mendapatkan pekerjaan dan akan menjadi modal yang sangat penting ketika mencari pekerjaan.

#1. Leadership

Leadership atau kepemimpinan merupakan skill yang perlu kamu miliki khususnya ketika menyandang status sebagai lulusan baru.

Banyak perusahaan yang sering mencari potensi baru dengan berbagai programnya. Dan salah satu hal yang dinilai adalah tentang leadership ini.

#2. Team work

Selain leadership, skill lain yang juga harus kamu miliki adalah kerjasama tim atau team work.

Kerjasama tim sangatlah penting dalam pekerjaan, bagi mereka yang tidak bisa bekerjasama tentu akan kesulitan untuk melakukan berbagai pekerjaan. Tak jarang kerjasama menjadi salah satu penilaian perusahaan sebelum merekrut pegawai.

#3. Bisa presentasi

Jika saat kuliah kamu bukan tipe yang suka untuk berpresentasi, sungguh kamu merupakan orang yang akan merasakan kerugian ketika lulus kuliah.

Bisa melakukan presentasi menjadi salah satu skill yang sangat dibutuhkan ketika ingin mencari pekerjaan. Dengan berkomunikasi yang baik di presentasi atau meeting, kamu akan memiliki nilai plus sebagai lulusan baru.

#4. Kemampuan bahasa Inggris

Selain bisa presentasi, hal lain yang juga tak kalah penting untuk bisa kamu kuasai adalah kemampuan bahasa Inggris.

Tak bisa dipungkiri, bahasa Inggris memang sudah menjadi kebutuhan lain yang ada pada banyak perusahaan. Sebaiknya kamu harus bisa pasif dalam berbahasa Inggris karena ini merupakan salah satu hal yang bisa kamu ‘jual’.

#5. Kemampuan dasar komputer

Selain bahasa Inggris, hal lain yang juga wajib kamu kuasai adalah bisa mengoperasikan atau kemampuan dasar komputer.

Saat ini, berbagai aktifivas pekerjaan sudah banyak menggunakan komputer. Jika kamu tidak  mengerti dasar dalam pengoperasian komputer, tentu kamu akan kesulitan untuk mengerjakan banyak hal yang berhubungan dengan komputer.

#6. Kemampuan kerja mandiri

Selain dituntut untuk bisa bekerja dengan tim, skill lain yang juga harus dimiliki adalah kemampuan untuk kerja mandiri.

Ada saatnya kamu harus mengerjakan banyak hal sendiri, sehingga skill untuk kerja mandiri juga menjadi modal penting sebagai lulusan baru.

Nah, 6 skill diatas bisa kamu kuasai, meskipun predikat sebagai fresh graduate bukan lagi menjadi halangan untuk mendapat pekerjaan. Semoga berhasil!

Ini Kampus dan Jurusan Para Orang Terkaya Dunia!

Para orang kaya di dunia saat ini nyata memulai berbagai kesuksesannya rata-rata dari bangku kuliah. Memang, tak semua orang kaya saat ini menyelesaikan kuliahnya, tetapi rata-rata dari mereka setidaknya sempat duduk di bangku kuliah sebelum memutuskan berhenti.

Mungkin sudah banyak orang yang sudah tau mengenai Bill Gates yang sudah sangat sering dinobatkan menjadi orang kaya dunia. Perjalanan Gates sebelum menjadi orang kaya dimulai sejak bangku sekolah dan semakin serius ketika duduk di bangku kuliah. Meskipun masuk kuliah, Gates nyatanya tak menyelesaikan kuiliahnya karena lebih memilh fokus pada bisnis yang dijalankannya.

Setali tiaga uang, Mark Zuckerberg – sang pemilik Facebook yang saat ini masuk ke jajaran orang terkaya dunia juga sempat kuliah tetapi ia memutuskan berhenti dan fokus pada Facebook hingga sukses seperti saat ini.

Kali ini kita tidak akan membahas bagaimana perjalan karir atau kekayaan yang mereka miliki saat ini, tetapi kita akan membahas tentang kampus dan jurusan dari orang terkaya dunia saat ini termasuk Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

#1. Bill Gates

Bill Gates mengambil jurusan Matematika dan Ilmu Komputer dan semapt kuliah di Universitas Harvard.

Meski sempat kuliah di Harvard dan mengambmil jurusan Matematika dan Ilmu Komputer, namun Bill Gates memutuskan untuk berhenti dan fokus pada bisnis-nya hingga seperti saat ini.

#2. Jeff Bezos

Pemilik Amazon, Jeff Bezos saat ini digadang-gadang menjadi orang paling tajir di dunia bahkan mengalahkan Bill Gates.

Bezos sendiri duduk di bangku kuliah mengambil jurusan Teknik Elektro dan Ilmu Komputer dan ia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Princeton.

#3. Warrant Buffet

Warrant Buffet dipandang menjadi investor tersukses di dunia saat ini dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia.

Saat masih muda, Buffet merupakan mahasiswa Universitas Nebraska dan mengambil jurusan Administrasi Bisnis.

#4. Bernard Arnault

Mungkin nama ini tidak terlalu familiar, tetapi ia merupakan salah satu orang terkaya di dunia saat ini.

Bernard saat kuliah mengambil jurusan Teknik di Ecole Polytechnique dan menyelesaikan studinya.

#5. Mark Zuckerberg

Terakhir ada nama Mark Zuckerberg yang merupakan junior Bill Gates di Harvard.

Mirip seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg juga dikenal sangat jenius ketika masih muda dan sempat mengambil jurusan Psikologi dan Ilmu Komputer di Harvard. Ia pun tak sempat menyelesaikan kuliahnya tersebut lantaran memilih fokus untuk mengembangkan Facebook sehingga melahirkan kesuksesan baginya saat ini.

Alasan Pentingnya Mengikuti Magang Saat Kuliah

Menjadi mahasiswa dan nantinya memiliki gelar menjadi suatu modal yang sangat diperlukan khususnya akhir-akhir ini. Menjadi sarjana saat ini bisa dikatakan menjadi hal yang ‘harus’ karena untuk mendapatkan pekerjaan tertentu biasanya membutuhkan gelar minimal yaitu sarjana.

Meskipun memiliki gelar penting, tetapi kuliah sebenarnya bukan hanya mengejar gelar. Memang tak sedikit orang yang beranggapan bahwa kuliah hanya sekedar mencari gelar, hal ini tidak bisa dibantah tetapi yang paling penting setelah mendapatkan gelar adalah kompetensi apa yang bisa dilakukan dalam dunia nyata.

Dalam masalah karir, tak sedikit lulusan sarjana sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Kesulitan mendapatkan pekerjaan ini sendiri karena banyak faktor – mulai dari sempitnya lapangan pekerjaan hingga kurang pengalaman dan kompetensi menjadi permasalahan umum yang menimpa mereka yang baru lulus dari kuliah.

Sebenarnya, ada cara untuk bisa membuka peluang lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Cara yang dimaksud adalah dengan mengikuti program magang.

Magang merupakan program untuk mengikuti pekerjaan sebagai tenaga bantu pada perusahaan tertentu. Ada banyak alasan mengapa kamu yang saat ini masih kuliah harus mengikuti program magang.

1. Bekal setelah lulus

Ketika magang, kamu akan mendapatkan pengalaman nyata untuk bekerja meskipun hanya sebagai tenaga bantu saja.

Pengalaman dalam dunia kerja yang nyata ini tidak bisa kamu dapatkan ketika hanya fokus kuliah saja. Dengan mengikuti magang, ilmu yang kamu dapatkan selama kuliah bisa langsung dikombinasikan dengan tantangan saat magang dan ini akan menjadi bekal penting ketika sudah lulus.

2. Menambah pengalaman

Umumnya, lowongan pekerjaan yang ada mencari mereka yang memiliki pengalaman. Tidak adanya pengalaman menjadi kendala umum yang sering dialami oleh lulusan baru, dan magang adalah menjadi kunci untuk mengatasi hal tersebut.

Dengan mengikuti magang, kamu akan mendapatkan pengalaman dan ini bisa digunakan untuk melamar pekerjaan.

3. Menambah jaringan

Sangat penting mencari relasi ketika nanti bekerja atau berkarir. Untuk mulai mendapatkan banyak jaringan, ini bisa dimulai dengan magang.

Mengikuti magang berarti kamu akan berkenalan dengan berbagai orang dengan berbagai bidang. Ini akan membuat kamu memiliki jaringan yang luas sehingga akan sangat membantu setelah lulus.

4. Kesempatan direkrut

Magang menjadi masa percobaan bagi perusahaan yang ingin mencari pegawai baru. Tak sedikit anak magang yang membantu di perusahaan tertentu diangkat sebagai pegawai karena merasa kinerja dari orang tersebut memuaskan.

5. Meningkatkan CV

Curriculum Vitae(CV) menjadi modal paling utama saat pertama kali melamar pekerjaan. CV yang tidak memiliki banyak pengalaman biasanya akan sangat sulit bersaing.

Mengikuti magang berarti membuat CV kamu akan memiliki nilai plus sehingga ini akan sangat membantu kedepannya.

Demikian beberapa alasan mengapa kamu harus magang. Di kampus-kampus juga biasanya menyediakan waktu untuk mahasiswa-nya magang, tetapi tak sedikit pula kampus yang tak menyediakan hal ini – jadi kamu harus mencari tempat magang pribadi.

Kebiasaan Ini Bikin Kamu Sukses Sejak Muda!

Masa muda sering kali diidentikan dengan masa-masa hanya bersenang-senang, masa dimana orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Tak jarang banyak orang yang beranggapan bahwa pemuda merupakan masa transisi dan apa yang dilakukan pada masa muda merupakan modal untuk kedepannya.

Memang mungkin benar bahwa masa muda identik dengan bersenang-senang, masa bermain dan masa dimana tidak atau belum memikirkan hal-hal serius seperti karir, pekerjaan atau hal lainnya.

Masa muda hanya terjadi sekali seumur hidup kamu, untuk itu, jangan habiskan masa muda terbuang percuma tanpa mendapatkan hal-hal positif untuk modal dimasa yang akan datang.

Ada kebiasaan-kebiasaan yang sebaiknya mulai dibiasakan sejak umur muda, ini akan berefek positif untuk masa depan kamu. Simak beberapa kebiasaan yang dapat membawa kesuksesan karir kamu dimasa yang akan datang.

Membaca

Membaca sering dikatakan sebagai jendela dunia. Dengan membaca, kamu dapat melihat berbagai perkembangan, ilmu pengetahuan dan banyak macam lainnya.

Mendapat pengetahuan dengan memaca merupakan rahasia umum, tetapi masih banyak(khususnya di Indonesia) orang yang masih belum membiasakan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari. Ini yang harus kamu lakukan jika ingin mengisi masa muda dengan hal-hal yang berguna untuk masa yang akan datang.

Memiliki teman positif

Tak bisa dipungkiri bahwa lingkungan akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan kita. Lingkungan atau teman positif akan membawa hal positif, begitu pula sebaliknya.

Kamu harus mulai memilah teman mana yang harus dipertahankan dan mana yang tidak. Bagaimana pun, teman yang memiliki visi yang sama akan membuat mu maju!

Berorganisasi

Jika saat muda seperti sekolah atau kuliah kamu telah aktif berorganisasi, ini merupakan poin penting yang dapat berguna dimasa yang akan datang.

Di organisasi, kamu dituntut untuk melakukan berbagai tugas, berkomunikasi, kerjasa sama tim dan lainnya. Ini merupakan bekal yang sangat baik untuk mendapat kesuksesan dimasa yang akan datang.

Olahraga

Seseorang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki kesehatan yang baik, tentu akan menjadi hal yang kurang baik.

Bagaimana mendapatkan tubuh sehat dan bugar? jawabannya adalah makan makanan sehat, pola hidup sehat dan olahraga!

Olahraga selain baik untuk tubuh juga memiliki efek positif bagi otak. Hampir semua orang sukses melakukan olahraga rutin untuk menunjang aktifitas sehari-hari mereka. Ikuti mereka yang telah sukses!

Beberapa poin diatas bisa kamu coba untuk kebiasaan positif. Kebiasaan-kebiasaan baik ini bila dijadikan sebagai kebiasaan akan memberikan dampak positif bagi karir kamu dimasa depan. Tidak percaya? buktikan sendiri!

Ini Alasan Kuliah Tidak Menjamin Kesuksesan

Bangku perguruan tinggi saat ini dianggap sebagai salah satu cara untuk menggapai kesuksesan. Berbagai jurusan hingga menyematkan gelar pada nama menjadi suatu keunggulan yang dipandang setidaknya mudah untuk memperoleh pekerjaan.

Masalahnya, saat ini, jumlah sarjana dan diploma di Indonesia sudah sangat banyak. Tidak bisa dibayangkan bagaimana setiap lulusan perguruan tinggi mencari pekerjaan, dan jelas ini terjadi seperti saat ini.

Permasalahan banyaknya angka pengangguran meskipun berstatus sebagai sarjana bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Di negara luar pun memiliki permasalahan yang mirip yaitu banyaknya jumlah pengangguran meskipun telah menyelesaikan bangku perkuliahan.

Mungkin benar dahulu lulusan perguruan tinggi bisa lebih mudah mencari pekerjaan, tetapi zaman berubah, kuliah nyatanya tidak bisa menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Kenapa?

Lulusan perguruan tinggi memiliki gengsi

Tentu setiap lulusan perguruan tinggi berharap mendapatkan pekerjaan(mayoritas ingin bekerja) idaman setelah lulus, tetapi nyatanya hal ini sulit.

Selain karena memang lapangan pekerjaan yang terbatas, banyaknya saingan membuat lulusan perguruan tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan impian.

Materi kuliah basi

Sadar atau tidak, sebenarnya materi yang telah diajarkan diperkuliahkan akan sangat mudah ditemukan di internet!

Jika kuliah semata-mata hanya formalitas, ini sebenarnya hanya mengejar gelar karena nantinya hampir dipastikan tidak memiliki kompetensi sesuai jurusan karena pelajaran umum pun banyak ditemui di internet- jadi mengapa harus memperkerjakan lulusan perguruan tinggi kalau sama saja dengan orang biasa yang belajar di internet?

Banyak contoh nyata orang yang tidak kuliah tapi sukses

Bill Gates, Mark Zuckerberg atau Bob Sadino merupakan sedikit dari banyak contoh dari orang-orang yang tidak menyelesaikan kuliah tetapi memiliki karir sukses.

Ini sedikit banyak membuat mindset orang pun terbawa bahwa memang benar kuliah bukan menjamin kesuksesan.

Kampus kurang up to date

Di Indonesia, beberapa kampus bisa dikatakan cukup lamban dalam mengubah sebuah sistem pembelajaran dan tidak mengikuti dengan cepat berbagai perkembangan.

Sistem kampus yang kurang up to date membuat mahasiswanya cenderung kurang mendapat ilmu mumpuni pada jurusannya dan berakibat kurang kompeten.

Kesuksesan memang bukan di tentukan oleh kampus, tetapi kampus sendiri turut berperan dalam mencetak berbagai generasi unggul dalam segala bidang.

Inti dari kesuksean sendiri adalah kembali pada diri masing-masing, baik kampus atau faktor lain, semuanya kembali pada diri masing-masing yang ingin mencari lebih banyak untuk kesuksesan atau tidak.

Magang Tidak Dibayar, Bentuk Eksploitasi?

Banyak dari mahasiswa telah melakukan magang, dan sebagian besar dari mereka tidak dibayar. Apakah ini hanya langkah yang diperlukan dengan memajukan karir kita? Atau cara bagi perusahaan untuk benar-benar membayar kita untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan mereka?

Magang yang tidak dibayar pada dasarnya tidak adil, dan tidak bermoral. Orang dewasa tidak akan mentolerir bekerja secara gratis, tetapi itu membuat kita merasa bahwa magang diperlukan untuk membangun kontak dan pengalaman. “Modal sosial” ini dianggap lebih berharga daripada modal yang sebenarnya. Tapi bisakah kontak membayar tagihan?

Dengan tidak membayar karyawan magang, perusahaan ini segera mendevaluasi pekerjaan apa pun yang dilakukan oleh pekerja magang mereka. Jika sebuah pekerjaan cukup bagus untuk dipublikasikan, itu harus dibayar.

Magang yang tidak dibayar juga berpotensi mengecualikan orang berdasarkan lokasi geografis mereka. Jika Anda cukup “beruntung” untuk dapat pulang pergi, Anda masih harus membayar mobil, bus atau kereta api. Perjalanan tidak biasanya dianggap sebagai gaya hidup yang diinginkan, menghabiskan satu jam atau lebih di bus setiap hari memotong ke waktu luang. Orang-orang yang tidak dapat pergi hanya tidak dapat mengambil magang tanpa dibayar.

Pertimbangan orang muda untuk beremigrasi

Kemudian ketika Anda mempertimbangkan orang muda yang tertarik untuk beremigrasi, menjadi tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman apa pun. Bagaimana dapat memindahkan negara jika peluang kerja yang dibayar langka?

Magang tanpa bayaran adalah bagian dari kecenderungan yang lebih luas dari hak kerja yang terkikis. Masalah utama yang dihadapi pekerja modern adalah bahwa kita tidak dapat berhenti bekerja. Kami diharapkan untuk menjawab email kerja setiap saat untuk “membuktikan” dedikasi kami terhadap pekerjaan itu, dan ini terutama terjadi pada karyawan magang. Jadi, magang bekerja lebih keras tanpa bayaran.

Meskipun penting untuk menekankan berapa banyak orang yang dieksploitasi di tempat kerja. Kami tidak berharap bekerja gratis di sebuah toko. Mengapa kita harus bekerja gratis di tempat lain?

Alasan Pendidikan Penting Untuk Kesuksesan

Pendidikan bisa mahal dan butuh waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Banyak pencari kerja bertanya mengapa pendidikan penting bagi karier Anda, terutama dalam industri perawatan kesehatan, dan apakah itu dapat berdampak keseluruhan pada kualitas hidup Anda.

Anda mungkin menemukan diri dilewatkan untuk pekerjaan yang mendukung pemohon yang memiliki gelar atau lebih pendidikan, meskipun orang tersebut memiliki lebih sedikit pengalaman. Pelajari mengapa pemberi kerja menekankan pada kredensial pendidikan.

Pendidikan Penting untuk Kehidupan Pribadi dan Profesional Anda
Tingkat pendidikan Anda seringkali penting untuk kesuksesan masa depan. Menyelesaikan tingkat pendidikan yang semakin tinggi menunjukkan bahwa Anda memiliki dorongan dan komitmen untuk belajar dan menerapkan informasi, gagasan, teori, dan formula untuk mencapai berbagai tugas dan sasaran.

Subyek Penting

Mungkin pendidikan alasan yang paling jelas adalah penting adalah untuk memperoleh materi pelajaran dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh:

Kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa: kemampuan bahasa Inggris dan bahasa akan membantu Anda untuk mengkomunikasikan ide-ide Anda dengan lebih jelas. Keterampilan berkomunikasi sangat penting dalam peran apa pun — apakah Anda berurusan dengan rekan kerja, pasien, pelanggan, atau pengawas, Anda harus menyampaikan rencana, gagasan, dan sasaran Anda secara efektif.

Keterampilan matematika dan sains: Meskipun kalkulator dan komputer dapat diakses dengan mudah, Anda masih perlu belajar bagaimana melakukan perhitungan dan perhitungan dasar di atas kertas atau di kepala Anda. Jika Anda menghitung dosis, menghitung persediaan bedah, atau menghitung penjualan, keterampilan matematika sangat penting untuk karier, dan untuk seumur hidup.

Memasak, berbelanja, mengemudi, dan banyak kegiatan sehari-hari lainnya juga membutuhkan keterampilan matematika, terlepas dari pilihan karier Anda.

Semakin Banyak Yang Anda Pelajari, Semakin Banyak Yang Anda Hasilkan

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa kata belajar mengandung kata menghasilkan? Mungkin itu karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang Anda capai, tingkat pendapatan yang lebih tinggi yang mungkin Anda perintahkan. Misalnya, pertimbangkan karir kesehatan berikut dan persyaratan pendidikan yang terkait dengan pendapatan tahunan.

Cara Mengatur Keseimbangan Bekerja dan Kuliah

Sekitar separuh dari semua mahasiswa penuh waktu memiliki pekerjaan di luar kampus. Jumlah ini melonjak menjadi 80% ketika datang ke mahasiswa paruh waktu. Satu penelitian menunjukkan bahwa 70% mahasiswa merasa tertekan soal keuangan.

Dengan pekerjaan, kuliah, kegiatan, dan teman-teman semua menuntut perhatian, banyak mahasiswa berjuang untuk menyeimbangkan dan memprioritaskan berbagai bidang kehidupan mereka.

Kita tahu bahwa tingkat stres yang tinggi menyakiti kesehatan mental kita. Dengan semakin tingginya tingkat kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya yang terlihat di kampus-kampus di seluruh negeri, berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan sendiri untuk mendukung kesehatan mental Anda saat bekerja.

Magang merupakan peluang besar untuk jaringan, mendapatkan pengalaman, dan mempelajari lebih lanjut tentang minat Anda. Sementara magang berbayar yang akan diperhitungkan dalam jam kredit Anda sangat ideal, banyak magang tidak dibayar. Anda harus mengecek dengan perguruan tinggi atau universitas, karena beberapa menawarkan tunjangan bagi siswa yang bekerja magang tanpa dibayar.

Selain kesempatan yang berhubungan langsung dengan studi Anda, Anda masih dapat menemukan cara untuk membangun keterampilan di tempat kerja manapun. Anda bisa fokus pada peningkatan keterampilan kepemimpinan, keterampilan manajemen waktu, atau keterampilan hubungan interpersonal. Semua ini menambah pengalaman berharga yang dapat Anda hubungi dan rujuk di masa depan.

Apa yang bisa dilakukan ketika merasa kewalahan?

Merasa kelebihan beban dapat merusak pikiran dan tubuh Anda, membuat Anda lebih rentan terhadap masalah kesehatan fisik dan mental. Selain itu, stres kronis membuat Anda menjadi diri Anda yang terbaik. Meskipun stres tidak dapat dielakkan, dan tidak secara inheren buruk, penting untuk menemukan cara yang sehat untuk menghadapinya. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan ketika Anda merasa kewalahan meliputi:

  • Pergi jalan-jalan
  • Memanggil seorang teman
  • Pernapasan dalam (coba teknik ini)
  • Mewarnai (lihat beberapa cetakan gratis di sini atau beri warna pada ponsel / tablet Anda dengan aplikasi gratis seperti Recolor)
  • Cukup mandi.
  • Setelah melangkah pergi untuk mengurus diri sendiri, Anda dapat kembali dengan perasaan lebih tenang atau dengan perspektif yang berbeda.

Jika Anda merasa terus kewalahan, mungkin ingin mencari gejala umum gangguan kesehatan mental lainnya. Ini termasuk perubahan dalam energi, tidur, atau nafsu makan, kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan, kesulitan berkonsentrasi, dan merasa sedih, kosong, putus asa, tidak berharga, atau bersalah.

Jika mengalami gejala tambahan ini, Anda mungkin ingin mengambil layar kesehatan mental, berbicara dengan dokter.

Pentingkah Mengambil Gelar Magister?

Hari-hari sarjana dengan sedih berakhir (ingat waktu di tahun pertama ketika Anda pikir mereka tidak akan pernah berakhir?) Dan Anda tidak yakin tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Jadi apa yang harus dilakukan? Haruskah Anda melakukan gelar Master(Magister)? Mari kita lihat apa itu gelar master, yang seharusnya memberi Anda beberapa petunjuk seperti yang seharusnya Anda lakukan sendiri.

Kemampuan kerja

Pertanyaan pertama yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri adalah bagaimana kualifikasi akan membantu prospek pekerjaan Anda. Bagi banyak orang, menjalankan tugas berat untuk menyelesaikan gelar Master adalah langkah pertama menuju PhD dan karir penuh di dunia akademis. Sebagai alternatif, karir CV pilihan Anda. Hal ini terutama terjadi pada jalur karir ilmiah atau teknis.

Atau mungkin Anda mungkin ingin mengubah atau mempercepat karir Anda. Memiliki gelar Master dapat membantu Anda menonjol dari massa yang melambaikan gelar sarjana mereka di hadapan beberapa majikan. Dengan memasukkan MA Anda ke meja metafora seorang karyawan potensial, Anda memberi mereka dorongan nakal dan membantu diri Anda menonjol dari keramaian. Anda berpotensi menghasilkan sedikit dolar lagi juga.

Kenikmatan

Serta memberikan prospek karir Anda dorongan lembut sepanjang jalan, Anda dapat memilih untuk melakukan gelar Master hanya karena Anda mencintai akademisi. Gelar Master memungkinkan banyak ruang untuk penelitian dan penelitian asli namun sangat penting (kami tidak cukup menekankannya) sehingga Anda tidak tahu apa yang ingin Anda lakukan untuk memperpanjang kesenangan hidup siswa selama satu tahun ekstra.

Gelar Master adalah kerja keras dan komitmen, termasuk kerja malam dan akhir pekan. Anda harus memastikan bahwa itu bukan pilihan yang murah baik (dan Anda tidak akan berhak mendapatkan pinjaman mahasiswa seperti yang akan Anda lakukan pada tingkat tertentu!)

Jangan terburu-buru ke apapun

Anda harus memberi Guru banyak pemikiran saat Anda mengikuti gelar sarjana Anda. Akankah ini membantu prospek karir saya? Apakah saya ingin melanjutkan studi akademis?

Jika Anda memiliki tujuan yang jelas, maka Anda perlu mencapai tujuan ini, lalu maju dan terapkan. Jika Anda masih ragu dengan apa yang ingin Anda lakukan, jangan lakukan Master karena Anda pikir itu satu-satunya pilihan Anda. Ini bukan. Dan karena Guru sangat mahal, sebaiknya luangkan waktu setahun untuk mengerjakan apa yang ingin Anda lakukan daripada terburu-buru menjadi sesuatu yang mungkin tidak Anda sukai. Apa pun yang Anda putuskan untuk dilakukan, cukup berikan pemikiran yang bagus, panjang, dan pikirkan semuanya.

Tentang Mitos Menganggur Setelah Lulus Kuliah

Media menyukai cerita tentang lulusan perguruan tinggi yang menganggur, sering diwakili oleh klise lulusan perguruan tinggi yang bekerja sebagai barista Starbucks. Tidak biasa menemukan klaim bahwa tiga atau empat puluh persen lulusan perguruan tinggi menganggur (sering didefinisikan sebagai pekerja di pekerjaan yang tidak memerlukan gelar sarjana), dengan beberapa penganggur di atas itu. Namun, statistik tersebut bergantung pada definisi setengah pengangguran yang salah yang sangat meningkatkan angka yang dilaporkan.

Kenyataannya, untungnya, jauh lebih cerah bagi lulusan perguruan tinggi dan calon mahasiswa baru. Dengan gelar sarjana, rata-rata penghasilan Anda lebih tinggi, dan kemungkinan menganggur atau setengah menganggur cukup rendah.

Kita bisa memecahkan klaim ini ke dalam dua bagian terpisah mereka untuk menghilangkan kesalahan mereka. Bagian pertama, pengangguran, mudah didirikan. Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan. Pada laporan bulan Januari 2017 yang berisi angka untuk Desember 2016, tingkat pengangguran untuk lulusan perguruan tinggi hanya 2,5 persen. Itu berarti hanya satu dari 40 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Ini adalah setengah tingkat pengangguran orang-orang dengan tingkat sekolah menengah atas dan sepertiga tingkat pengangguran orang-orang yang tidak memiliki gelar sekolah menengah atas.

Tingkat pengangguran 2,5 persen untuk mereka yang memiliki gelar sarjana dekat dengan apa yang oleh ekonom disebut tingkat pengangguran friksional (diperkirakan antara 2 dan 2,5 persen). Tingkat gesekan pengangguran adalah bagian dari pengangguran karena orang-orang yang sedang berganti pekerjaan. Orang-orang ini mungkin telah berhenti dari satu pekerjaan dan menunggu untuk memulai yang lain, atau hanya butuh beberapa minggu untuk menemukan pekerjaan yang benar-benar bagus. Pengangguran friksional dianggap normal, tidak menjadi masalah, karena ini adalah bagian alami dari membiarkan orang untuk bebas memilih di mana dan kapan mereka bekerja. Karena tingkat pengangguran untuk lulusan perguruan tinggi pada dasarnya semua gesekan, itu berarti dasarnya sama rendahnya dengan kemungkinan adanya.

Sekarang, mari kita bicara tentang setengah pengangguran yang terkenal dari lulusan perguruan tinggi. New York Federal Reserve Bank dalam sebuah laporan baru-baru ini mengklaim antara 30 dan 40 persen lulusan perguruan tinggi menganggur. Itu membuatnya terdengar seperti kuliah lebih merupakan judi daripada investasi. Namun, jumlah laporan tersebut miring oleh anggapan salah yang berdampak terlalu besar terhadap tingkat pengangguran setengah juta lulusan perguruan tinggi.

Laporan The New York Fed, oleh tiga ekonom Jaison Abel, Richard Deitz, dan Yaqin Su, mendefinisikan lulusan pascasarjana setengah pengangguran untuk mencakup semua lulusan perguruan tinggi yang bekerja dalam pekerjaan yang dianggap tidak memerlukan gelar sarjana. Mereka lebih jauh menentukan pekerjaan yang tidak memerlukan gelar sarjana berdasarkan survei pengusaha; Jika mayoritas majikan mengatakan bahwa pekerjaan tidak memerlukan gelar sarjana, semua lulusan perguruan tinggi yang bekerja di pekerjaan itu dihitung sebagai orang setengah menganggur.

Asumsi semacam itu salah karena majikan yang berbeda mungkin memiliki persyaratan yang berbeda untuk pekerjaan yang sama. Sementara satu restoran mungkin mengatakan bahwa tidak ada gelar sarjana yang diminta menjadi manajernya, yang lain mengatakan sebaliknya dan benar-benar memberi manajer cukup tanggung jawab dan tugas untuk benar-benar menuntut (dan mempekerjakan sepenuhnya) lulusan perguruan tinggi. Namun, di bawah pendekatan penulis, jika 49 persen manajer restoran menggunakan gelar sarjana dan 51 persen tidak, semua yang memiliki gelar sarjana akan dianggap sebagai orang setengah menganggur.

Selanjutnya, hanya karena pekerjaan tidak memerlukan gelar sarjana tidak berarti bahwa mereka yang bekerja di bidang pekerjaan yang memiliki gelar sarjana tidak menggunakannya. Bila Anda menggabungkan bias yang diperkenalkan oleh majikan yang tidak percaya yang mengatakan bahwa mereka memerlukan gelar sarjana untuk pekerjaan yang mayoritas majikan tidak dengan jumlah lulusan perguruan tinggi yang menggunakan gelar mereka dengan menguntungkan bahkan dalam pekerjaan yang tidak benar-benar memerlukannya, jumlah Lulusan perguruan tinggi yang menganggur pasti jauh lebih sedikit daripada yang biasa diklaim.